Saturday 6 April 2013

MAKALAH MULTIKULTURAL ( Tedak Siten )


MAKALAH
MULTIKULTURAL
( Tedak Siten )

Dosen Pembimbing :
Dra. ZAINAB MUNQIDZAH







Oleh
ZAHROTUL MUFIDAH (100401010096)

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG












KATA PENGANTAR
       Pertama kali kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat serta hidayah Nyalah kami mendapatkan kemampuan untuk menyelaesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami dalam menyelesaikn makalah ini baik secara moril maupun secara materil sehingga makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sebagai penyusun meminta maaf sekaligus sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sebagai salah satu upaya dalam perbaikan dan penyempurnaan dari makalah ini, demikian pengantar dari kami sebagai penyusun. Jika ada kesalahan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.







                                                                                                Malang,  22 November 2011
                                                                                               

                                                                                                                 Penyusun






Daftar isi

Halaman judul …………………………………………………………………………

Kata Pengantar ………………………………………………………………………...

Daftar Isi ……………………………………………………………………………….

Bab 1  Pendahuluan
          
A. Latar Belakang ………………………………………………........................
          
B. Rumusan masalah ……………………………………………………………
C. Tujuan ………………………………………………………………………..

Bab 2  Pembahasan
A.  Pengertian tedak siten ……………………………………………………….
B.  Alat-alat dalam prosesi Tedak Siten ...............................................................
C.  Prosesi Tedak Siten …………………………………………………………

Bab 3  Penutup ………………………………………………………………………..
 A. Kesimpulan …………………………………………………………………
 B. Saran ………………………………………………………….......................
















BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan “ Tidak Siten “ ?
2.      Apa saja alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam Prosesi Tedak Siten ?
3.      Bagaimana cara prosesi “ Tidak Siten “ dilaksanakan ?

C.   Tujuan
Karena menjaga, memelihara dan melestarikan kebudayaan atau adat istiadat merupakan kewajiban setiap individu, di sisi lain adat istiadat atau tradisi yang menjadi cirri khas setiap daerah mulai sedikit luntur dengan adanya budaya modern. Maka dalam realisasinya saya mencoba menyusun makalah yang berjudul Tedak Siten yang di dalamnya mengulas tentang adat istiadat bangsa kita terutama sering dipakai dalam adat jawa. Penyusunan makalah yang berjudul Tedak Siten ini bertujuan agar pembaca mengetahui bahwa bangsa kita memiliki budaya yang unik dan menarik akan tetapi belakangan ini jarang kita menemukan adat istiadat ini, serta agar kita  menyadari bahwa menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah merupakan kewajiban dari setiap orang.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tedak siten merupakan bagian dari adat dan tradisi masyarakat jawa, upacara ini dilkukan untuk anak yang baru pertama kali belajar berjalan atau pertama kali menginjakkan pada tanah dan slalu ditunggu-tunggu oleh orang tua atau kerabat, tedak siten berasal dari dua kata " tedhak" berarti menampakkan kaki dan “siten”berasal dari kata "siti" yang berarti bumi, upacara ini dilakukan ketika seorang bayi berusia 7 bulan dan mulai belajar duduk dan berjalan ditanah, secara keseluruhan upacara ini bertujuan agar ia menjadi mandiri dimasa depan

B.  Alat-alat yang diperlukan dalam Prosesi "Tedak Siten" adalah sebagai berikut :
a)    Jadah 7 warna



b)   Tangga tebu





c)    Injak-an pasir






d)   Kurungan ayam






e)    Beras ketan berisi koin






f) Nasi Tumpeng beserta sayur urap dan ayam






C.  Budaya Tedak Siten (Mudun Lemah), prosesinya adalah sebagai berikut :
a)        Acara Tedak Siten ini di mulai dengan Menapaki jadah 7 warna, jadah disini
terbuat dari beras ketan dicampur dengan parutan kelapa muda dengan ditambahi
garam agar rasanya gurih dan 7 warna disini yaitu hitam, kuning, hijau, biru,
merah, putih, jingga.
Warna-warna ini mempunyai makna sebagai berikut :
Putih             : Watak Dasar
Biru              : Jati Diri
Hijau             : Lambang Kehidupan
Jingga           : Matahari
Merah           : Semangat
Kuning         : Harapan tercapai cita2
Hitam           : Keagungan

Makna yang terkandung dalam jadah ini merupakan simbol kehidupan yang akan
dilalui oleh si anak, mulai dia menapakkan kakinya pertama kali di bumi ini
sampai dia dewasa, sedangkan warna-warna tersebut merupakan gambaran dalam
kehidupan si anak akan menghapai banyak pilihan dan rintangan yang harus
dilaluinya. Jadah 7 warna disusun mulai dari warna yang gelap ke terang.

b)        Selanjutnya si anak menaiki tangga, dimana tangga ini terbuat dari tebu jenis
arjuna, yaitu tangga yang dibuat dari batang tebu merah hati dan dihiasi kertas
warna- warni.. Hal ini dimaksudkan agar dalam menapaki (menjalani) hidupnya, apa
yang di lakukan seorang anak diharapkan semakin meningkat dan mampu melewati
halangan dan rintangan hidupnya kelak.

c)        Kemudian di teruskan menapaki pasir, ini dimaksudkan agar dalam menjalani
hidupnya dia siap dengan halangan atau rintangan apapun yang menghadangnya.

d)       Setelah menapaki pasir, anak di bimbing di sebuah kurungan ayam yang telah
dihiasi dan didalamnya terdapat beberapa mainan, alat tulis, uang, hp, stetoskop
dan sebagainya dan kemudian anak di suruh mengambil barang yang di sukainya.
Dimana barang yang dipilih si anak merupakan gambaran dari kegemaran dan juga
pekerjaan yang diminatinya kelak setelah dewasa.



e)        Prosesi selanjutnya adalah sebar beras kuning yang telah dicampur dengan uang
logam untuk di perebutkan (dalam hal ini yang menaburkan adalah di wakili
bapaknya), prosesi ini menggambarkan agar si anak kelak menjadi anak yang
dermawan, suka bersedekah dalam lingkungannya.



f)         Prosesi terakhir yaitu si anak dimandikan dengan bunga setaman ( kenapa diberi
bunga?? .... mungkin jaman dulu belum ada minyak wangi mungkin yaaaa?? maka
dari itu air bisa wangi .. heheeheh ). Lalu mengenakan baju yang baru.
Tujuannya yaitu agar si anak tetap sehat, membawa nama harum bagi keluarga,
punya kehidupan yang layak, makmur dan berguna bagi nusa bangsa.


Setelah dimandikan, si anak diganti bajunya dengan baju yang baru.

Setelah semua prosesi tersebut dilaksanakan, kemudian dilanjutkan memotong tumpeng yang di lengkapi dengan sayur urap (hidangan yang terbuat dari sayur kacang panjang, kangkung dan kecambah yang diberi bumbu kelapa yang telah dikukus atau disangrai,dan ayam).







 

Tumpeng melambangkan permohan orang tua kepada sang Maha Pencipta agar si anak kelak menjadi anak yang berguna, sayur kacang panjang bermakna simbol umur agar si anak berumur panjang, sayur kangkung bermakna dimanapun si anak hidup dia mampu tumbuh dan berkembang, sayur kecambah merupakan simbol kesuburan dan ayam mengartikan kelak si anak dapat hidup mandiri.

BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Suku Jawa merupakan suku yang memiliki berbagai kebudayaan, Mulai dari adat istiadat sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan lain-lain. Salah satunya adalah budaya Tidak Siten yang biasaya dilakukan waktu anak berumur 7 bulan dan pertama kali turun tanah.dengan tujuan-tujuan yang bernilai sangat spiritualis dan penuh dengan harapan tinggi Semua itu membuktikan bahwa suku Jawa khususnya merupakan suku yang menjunjung masa depan bangsa. Dan ternyata dalam jawa terdapat upacara khusus bagi anak  pertama kali turun tanah. Hal ini merupakan adat atau kebiasaan masyarakat jawa asli yang kental dengan spiritual suku jawa.Sehingga dari itu hal ini merupakan budaya yang unik dan menarik yang harus kita banggakan dan kita jaga.

B.  Saran
Budaya atau adat istiadatdaerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa

2 comments:

  1. Gak ada daftar pustaka nya ya

    ReplyDelete
  2. Most of students pursuing a degree are still in need to earn money to pay for their tuition. In addition, unlike people that have families or other community obligations, students are often available and willing to take odd shifts late at night or early in the morning. https://statisticsguruonline.com/spss-homework-help


    ReplyDelete