Friday, 21 June 2013

PROSES-PROSES MENTAL YANG MENDASARI PERILAKU TANGGAPAN, ASOSIASI DAN REPRODUKSI”



MAKALAH
“PROSES-PROSES MENTAL YANG MENDASARI PERILAKU TANGGAPAN, ASOSIASI DAN REPRODUKSI”

Dosen Pembimbing :
Drs.F.I. Soekarman , M.Pd







                                                          









Oleh :
1.      Zahrotul Mufidah (100401010096)
2.      Mentari Rosmawati (  )
3.      Nuryno Yanuar (  )
4.      FaizulMubarok (  )
5.      Chairiatu Rahma ( )





PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MALANG 2011

KATA PENGANTAR

            Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusunan tidak akkan sanggup menyelesaikan dengan baik.
            Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang belajar dan pembelajaran. Makalah ini disusun oleh penulisan denga berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang dating dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
            Malkalah ini memuat tentang “Proses-proses mental yang mendasari prilaku tanggapan, asosiasi dan reproduksi“ dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukukngan deri semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
            Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada guru atau dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusunan agar dapat menyelesaikan makalah ini serta teman-teman yang bersedia bekerjasama dalam penulisan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.


Malang, 19 April 2011

Penulis     








DAFTAR ISI

































BAB I
PENDAHULUAN
Semuanya itu bersumber dari tuhan yang maha esa sebagai pencipta segala sesuatu,dan hasil ciptaan itulah yang menjadi obyek atau sasaran dari berbagai cabang ilmu pengetahuan.karenanya sebagai sumber ilmu pengetahuan adalah tuhan yang naha esa.yang lahir pertama kali adalah filsafat,yang membahas hakekat segala sesuatu.dari padanya lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan,oleh karna itu dalam semua ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itu akan dijumpai tokoh-tokoh filsafat kuno seperti:socrates,plato dan aristoteles yang ikut mengembangkan fikiran dan penemuannya dalam ilmu-ilmu tersebut sehinga tokoh-tokoh nanti akan dijumpai juga dalam mempelajari psikologi serta cabang-cabang psikologi.
Sesungguhnya tiap-tiap orang perlu sekali mengetahui dasar Ilmu jiwa umum, dalam pergaulan hidup sehari-hari, Ilmu jiwa perlu sebagai dasar pengetahuan untuk dapat memahami jiwa orag lain.
Kita dapat mengingat kembali sesuatu yang pernah kita amati. Gambaran ingatan dari sesuatu pengamatan disebut tanggapan, pemakalah disini akan mengupas habis tentang masalah tanggapan dan hal-hal yang ada disekitarnya.












BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI TANGGAPAN ( MENGALAMI KEMBALI )
Mengingat kembali sesuatu yang pernah kita amati. gambaran ingatan dari sesuatu pengamatan, disebut tanggapan.
Penanggapan itu umumnya ialah pengalaman kembali atau pengahajatan kembali bekas-bekas yang diterima dahulu dari pengamatan, yang sekarang digambarkan kembali dalam kesadaran.
Jadi tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan.
Gambaran pengindraan yang sebenarnya tentu lebih sempurna, lebih jelas dari gambaran ingatan, karena kita dalam hal ini tidak lagi melihat atau mengalami hal itu dimuka kita, benda atau hal yang sejatinya.
Umpamanya : waktu melihat ular yang sebenarnya masih jelas bagi kita bentuknya, warnanya dan sebagainya, tetapi dalam gambaran ingatan atau tanggapan, apalagi jika lama sesudah kejadian yang sebenarnya.
Tidak semuanya apa yang telah dialami, dapat dialami. Ada yang lama tinggal dalam jiwa sadar kita, ada yang mudah ditimbulkan, digambarkan kembali. Yang setengah sadar tentu mudah kembali menjadi sadar, umpamanya : pengalaman atau kejadian yang baru saja terjadi.
Yang tidak bisa atau sukar sekali dihidupkan atau ditimbulkan kembali, jadi yang tetap tinggal tersimpan dalam lubuk atau gudang jiwa, lebih banyak pula lagi Isi jiwa tak sadar jauh lebih luas dan banyak dari isi jiwa sadar.
Ada pula yang dengan tepat dan mudah bisa dihidupkan kembali. Hal itu bergantung kepada beberapa faktor :
a.       Kuat tidaknya kesan yang diterima, dan gambaran yang terjadi waktu pengamatan yang sebenarnya.
b.      Jelas tidaknya, sempurna tidaknya pengamatan yang berlangsung dahulu itu.
c.       Keadaan jiwa dan atau keadaan tubuh waktu menerima kesan itu dan sekarang waktu menggambarkannya kembali.
Biasanya apa yang tidak disukai. Lekas hilang dari jiwa sadar, lekas terpendam dalam lubuk jiwa terkecuali jika yang tidak disukai menimbulkan dan meninggalkan bekas yang sangat keras dan hebat umpamanya. Umpamanya : kebencian kita terhadap sesuatu sehingga kita setiap hari marah-marah atau menyimpannya sebagai dendam. Kecemburuan kita terhadap seseorang teman bisa menimbulkan dan meninggalkan kesan dan b ekas sehingga hal itu tidak dapat dilupakan bertahun-tahun lamanya.
Apa yang disukai biasanya tinggal lama dalam kesadarandan menggambarkannya kembalipun biasanya mudah. Ump: Upacara naik kelas, perkawinan yang baik,dll.
Penanggapan biasanya lebih mudah, jika gambaran-gambaran yang hendak ditimbulkan dan dialami kembali itu, tidak berdiri sendiri dan tidak terpencil artinya ada hubungannya, ada pertaliannya bekas atau gambaran-gambaran, ada yang tersimpan.
Dengan istilah pendidikan hal itu dikatakan sebagai berikut :
Pengetahuan yang baru mudah diterima jika sudah ada pengetahuan yang lama yang berhubungan atau bersamaan dengan itu. Dengan perkataan sehari-hari : jika ada kawannya yang menyambutnya ! kesan-kesan atau pengetahuan yang sudah ada dinamakan : bahan appersepsi.
Penanggapan tentu saja dipermudah, jika ada alasan-alasan yang meminta, supeya gambaran-gambaran ingatan ditimbulkan kembali umpamanya : jika seorang murid diberi kesempatan oleh gurunya atau jika seorang saksi dipersilakan oleh hakim menceritakan hal-hal yang dikehendakinya.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1)      Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan Visual ( penglihatan ), Auditif ( pendengaran ), penciuman, dan sebagainya.
2)      Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
3)      Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.
Perbedaan antara tanggapan dan pengamatan :
a.       Pengamatan berlaku pada waktu sekarang dan disini, tetapi menganggap tidak demikian.
b.      Pengamatan bersifat sensoris, sedang tanggapan bersifat Imaginer.
c.       Pengamatan bersifat primer, tapi tanggapan bersifat dasar .
d.      Tanggapan bersifat mengantisipir waktu yang akan datang, pengamatan tidak.
e.       Pengamatan bersifat sempurna atau menditail, tanggapan bersifat kabur.
f.       Pengamatan terikat kepada tempat dan waktu, tanggapan tidak.
Kedua-duanya bersifat perseorangan.

B.     HAKIKAT DAN JENIS TANGGAPAN
Tanggapan erat hubungannya dengan berfungsinya ingatan, ketetapan dan kejelasan. Tanggapan tergantung pada derajat kompleksitas situmulus yang asli dan pada ketelitian pengamatan indra, serta pada faktor ingatan.
1)      Tanggapan Reproduksi
Suatu tanggapan dianggap sebagai reproduktif, bila tanggapan itu menunjukkan pengingatan kembali suatu benda, kejadian, atau situasi, yang memberikan suatu pengalaman sensoris atau pengamatan masa lalu. Setiap hal dari pengindraan dapat terlibat ; suatu tanggapan ingatan mungkin berupa pendengaran, penglihatan, suhu. Rasa sakit, penciuman, atau kinestesis.
Suatu tanggapan yang diiangat tentang pngalaman-pengalaman lalu cenderung berbeda-beda dalam kejelasannya sesuai dengan kesederhanaa nya atau kekompleksannya, dan juga sesuai dengan jumlah pengalaman mengenai situasi pengindraan yang asli. Misalnya, tanggapan uang logam lima sen akan jauh lebih jelas untuk sebagian besar orang-orang dari pada ruang tamu seorang teman.
2)      Tanggapan Imaginer
Tanggapan bukanlah selalu hanya reproduksi pengalaman-pengalaman lalu. Banyak gambaran-gambaran mental (Tanggapan) adalah hasil dari suatu syntese pengalaman-penglaman masa lalu, hal ini disebut tanggapan imaginer yang berdasar kepada penglaman-penglaman lalu, tetapi yang mengambil suatu bentuk baru dan dapat dianggap sebagai “tanggapan produktif dan kreatif”
Penemuan, pembacaan hasil-hasil fiktif (khayalan dan arsitik) adalah contoh-contoh dari jenis tanggapan ini. Mimpi malam dan siang hari meliputi tanggapan reprodukti dan sintetis.
3)     Tanggapan Halusinasi
Unsur-unsur emosi mimpi menjadi faktor-faktor yang kuat dalam perkembangan halusinasi. Tanggapan halusinasi meliputi pembentukan gambaran-gambaran yang tak berhubungan dengan kenyataan tetapi yang di proyeksi kepada dunia yang nyata. Dalam bentuk-bentuk tartuntu gangguan emisional yang keras, misalnya, pasien dapat melapurkan melihat malaikat atau mendengar suara-suaranya.
4)      Tanggapan Editis
Ada sementara orang yang sudah mengamati sesuatu mendapatkan tanggapan yang sangat jelas dan ingat betul sampai mendetail. Tanggapannya sangat terang seterang pengamatan. Tanggapan semacam ini disebut: Tanggapan Editis.

C.     PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM TANGGAPAN
Pembentukan tanggapan adalah suatu proses mental yang fundamental. Tanggapan bersifat pribadi ; tanggapan reproduksi dan imaginer seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali pada saatmereka berfungsi yang diperlihatkan dalam tingkah laku. Walaupun latar belakang pengalaman memegang suatu peranan penting dalam proses imaginatif, tanggapan cenderung tidak stabil dan tidak dapat dipercaya karena mereka dapat menjadi bertambah kabur dari pembentukannya yang asli sesuai dengan bertambahnya waktu yang berlangsung.
D.    FAKTOR-FAKTOR TANGGAPAN
a.      Faktor kekuatan dan kejelasan
Setiap orang nampak berbeda dalam kekuatan dan kejelasan tanggapan mereka. Kebanyakan orang mengatakan, bahwa mereka kuat dalam tanggapannya melalui mata (penglihatan); yang lain menemukan bahwa tanggapan auditifnya kuat. Secara relatif terdapat sedikit individu-individu yang menyatakan, bahwa tanggapan yang terkuat didapatkan melalui penciuman, cecap, perabaan atau gerakan motorik. Seorang individu dapat percaya bahwa gambaran mentalnya tentang suatu obyek atau pengalaman sesuai dengan pengamatannya yang asli.
b.      Faktor derajat atau kejelasan
Derajat atau keluasan dari imaginasi produktif berbeda-beda juga pada tiap-tiap orang. Perangsang-perangsang sensoris yang sama dapat “Membakar”imaginasi orang tentang suatu keadaan sesuai dengan kemampuannya, bila dikemudian hari ia dirangsang untuk menyatakan dalam kata-kata atau bentuk-bentuk symbol lainnya mengenai keindahan atau mengesannya pengalaman yang telah diamatinya; orang lain merespons terhadap situasi itu dengan apatis atau dengan suatu kerangka tanggapan yang sama sekali berlainan.
E.     REPRODUKSI DAN ASOSIASI
Asosiasi adalah dikeluarkannya tanggapan dari bagian ketidak sadaran kita kebahagiaan sadar kita, ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan kita alami. Asosiasi seterusnya kita pakai dalam arti perhubungan dan pertautan. Reproduksi ialah penjelmaan, penimbulan kembali sesuatu yang telah kita alami,Reproduksi dapat terjadi dengan sengaja tetapi dapat juga terjadi tidak dengan sengaja. Reproduksi dapat juga terjadi pengaruh dari luar.
Tanggapan dan pengertian selalu bertautan dan menimbulkan sesamanya. Misalnya ketika kita sedang membaca tentang suatu kejadian di Meneapolis itu kita teringat kepada dosen-dosennya, dapatlah dikatakan bahwa tanggapan gedung Universitas itu berhubungan atau berasosiasi dengan tanggapan dosen-dosen. Tentang asosiasi Aristoteles mengemukakan hukum-hukum asosiasi :
v  Hukum sama waktu : kalau saya mengingat-ingat Ibu saya, teringat juga akan kebayanya yang biasa dikenakan.
v  Hukum urutan  :  kalau saya mendengar A maka teringatlah kepada B
v  Hukum serempak : tanggapan yang serempak, yang pada waktu yang sama timbul kedalam kesadaran jiwa, diassosier, dan direprodusir
v  Hukum berurutan : tanggapan yang dibentuk berurutan, diassosier dan direprodusir sesamanya.
v  Hukum persamaan :  tanggapan dari benda-benda yang serupa atau yang bersamaan diassosier dan direprodusir sesamanya. ketika saya melihat seekor harimau, teringat juga saya pada kucing.
v Hukum berlawanan : tanggapan yang berlawanan dan bertentangan            (benda-benda ataupun pengertian )  juga diassosier dan direprodusier sesamanya bila terdengar kata pahit, maka teringatlah saya kata-kata manis.
v  Hukum sebab-akibat : kemudian ditambah lagi dengan hukum sebab-akibat: tanggapan yang mempunyai pertalian sebab akibat berhubungan, bertautan dan timbul menimbulkan sesamanya.





















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Tanggapan ialah bekas atau gambaran dari sesuatu pengamatan, yang tinggal dalam lubuk jiwa kita sehingga boleh disebut gambaran ingatan.
Tanggapan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1)      Menurut alat indra yang berperanan dalam waktu mengamati : ada tanggapan Visual ( penglihatan ), Auditif ( pendengaran ), penciuman, dan sebagainya.
2)      Menurut terjadinya : ada tanggapan ingatan, ada tanggapan fantasi.
3)      Menurut terikatnya : tanggapan benda dan ada tanggapan kata.
HAKIKAT DAN JENIS TANGGAPAN
1)      Tanggapan Reproduksi
2)      Tanggapan Imaginer
3)      Tanggapan Halusinasi
4)      Tanggapan Editis
FAKTOR-FAKTOR TANGGAPAN
a.       Faktor kekuatan dan kejelasan
b.      Faktor derajat atau kejelasan
REPRODUKSI DAN ASOSIASI
Asosiasi adalah dikeluarkannya tanggapan dari bagian ketidak sadaran kita kebahagiaan sadar kita, ketika mengingat kembali suatu yang telah kita amati dan kita alami.
a.       Hukum persamaan
b.       Hukum sebab-akibat
c.       Hukum sama waktu
d.      Hukum urutan 
e.       Hukum serempak
f.        Hukum berurutan
g.       Hukum berlawanan




 DAFTAR PUSTAKA
 1)      Patty MA, Prof. F. Prof. Dr. Kasmiran Woeryo MA.Drs. Moh. Noor Syam. Drs. I Wayan Ardhana .M.A. Drs. Indung A. Saleh. 1982.Pengantar Psikologi Umum.Surabaya : Usaha Nasional.
2)      S. Gana, Hamzah Nasution Oejeng. 1957.Ilmu Jiwa Umum. Bandung : Ganaco.
3)      MA, Dr. W. Ardhana. Sudarsono S. Ma. 1963.Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum.Surabaya : UsahaNasional.








0 comments:

Post a Comment